Selasa, 08 Desember 2009

MASA DEPAN DUNIA

Aku tidak mengerti ini bisa dianggap puisi, cerpen atau apa? Yang aku tau, pada tulisan berangkai ini, aku hanya ingin mencurahkan realitas kehidupan. Pada tulisan ini ada 3 bagan kehidupan berbeda fatalisme (F), Vitalisme (V) dan Aku (A) (tuk pak Marsigit, terimakasih telah mengenalkan istilah – istilah ini ). Semoga semua ada maknanya…

Aku, Fatalisme, Vitalisme berbicara tentang dunia

F : Aku adalah kehendak Tuhanku
V : Aku adalah kehendak ilmu pengetahuanku
A : (diam tidak mengetahui siapa aku )

F : aku hidup karena Tuhanku
V : aku hidup karena ilmu pengetahuanku
A : aku tidak mengerti hidup karena siapa, yang kau tahu aku ada karena ada ibu-ayahku, ayah-ibuku ada karena ada ayah-ibunya ayah-ibunya diriku, aku tidak mengerti aku generasi berapa dari Adam

F : Aku bisa bernafas karena TUhanku
V : aku bisa bernafas karena ilmu sainsku
A ; aku tidak mengetahui mengapa aku bisa bernafas, yang aku tahu karena ada proses pernafasan dan udara dikehidupanku

F : Hidupku indah karena ada Tuhanku
V: Hidupku indah karena pengetahuan sainsku
A: aku tidak mengetahui hdiupku indah atau tidak karena selalu ada yang lebih indah jika aku melihat hidup pada makna disekilingku

F : Inilah duniaku dengan Tuhanku
V : Inilah Duniaku dengan ilmuku
A : ( hanya diam tidak mengerti duniaku dengan siapa)


Aku, Fatalisme, Vitalisme Pada Ujung Jurang Perbedaan

F: kita sungguh berbeda
V : yah kita sungguh berbeda
A: aku tidak merasa kita berbeda

F dan V : Bagaimana tidak coba kau lihat perbedaan kami?
A : itu antara kalian berdua, jangan mengatakan kita. Karena aku akan terlibat jika kalian mengataan kita.

F: Perbedaan itu membuat aku tidak bisa bersandar pada tubuhmu V
V : Perbedaan itu membuat kau tidak bisa bersandar pada tubuhmu F
A : tunggu aku masih bisa bersandar pada tubuhmu F dan aku juga bisa bersandar pada tubuhmu V

F : hanya kau A yang dapat bersandar padaku tapi tidak dengan V
V : hanya kau A yang dapat bersandar padaku tapi tidak dengan F
A : Kenapa hanya aku? Kenapa engkau V dan F tidak dapat melakukannya?

F : kau harus mengerti A, V adalah haram bagiku
V : kau harus mengerti A, F adalah penyakit bagiku
A : Mengapa seperti itu? Bukankah aku adalah sahabatmu F? dan aku sahabatmu V? Mengapa kamu F tidak dapat jadi sahabat bagi V, dan kenapa kamu V tidak dapat menjadi sahabat bagi F?

F DAN V : Kami tidak dapat bersahabat A
A : (aku diam menangis kenapa sahabatku tidak dapat bersahabat bagi sahabatku)

F DAN V : Kami tidak dapat hidup bersama A, walaupun kami merasa engkau adalah bagian hidup kami
A : ( aku diam menangis kenapa hidupku tidak dapat hidup bagi hidupku )


Aku, Fatalisme, Vitalisme dalam Pertentangan Kehidupan

A : ( hanya dapat menangis, kusandar kan diri pada bahu F yang coba menghiburku)
F : Sudahlah A kami hanya berbeda yang tidak mungkin bersatu
V : ( berada pada sudut yang jauh )

A : ( hanya dapat menangis, kusandar kan diri pada bahu V yang coba menghiburku)
V : Sudahlah A kami hanya berbeda yang tidak mungkin bersatu
F : ( berada pada sudut yang jauh )

A : sahabatku, kalian dapat memeluk aku dan kita dapat bersatu
F : Tidak
V : Tidak

A : Mengapa?
F : aku akan menjauh darimu A jika engkau bersandar pada tubuh V
A : Mengapa?
F : karena dia adalah haram bagiku, kamu tahu A aku harus menyamak tubuhku 7x dengan tanah jika aku bersentuhan dengannya.
A : Samakah dia seperti babi dan anjing?
F : yah A, Tuhanku mengatakan seperti itu. Karena tidak karena mu A aku telah membunuhnya. Karena darahnya halal untuk aku. Aku takut A terlalu banyak najis yang berkeliaran didekatku

A : Mengapa?
F : aku akan menjauh darimu A jika engkau bersandar pada tubuh F
A : Mengapa?
F : karena dia adalah penyakit bagi pikiranku, kamu tahu A aku harus memeranginya karena dia adalah yang tidak pernah menggunakan otaknya. Bukankah manusia seperti itu tidak berguna bagi kehidupan?
A: Samakah dia seperti sampah dan kotoran?
F : yah A, sampah dan kotoran yang harus dibuang dari kehidupan ini. Kamu tahu A bagaimana sampah dan kototran jika menumpuk. Penyakit, ya dia adalah penyakit yang harus disingkirkan.

F : kamu tahu A, aku sangat membenci v, karena dia mengacaukan duniaku dengan dogma – dogma atheisnya, Dia mengajak dan menyesatkan kaumku. Sungguh dia adalah manusia yang tidak mempunyai makna hidup.
A : (Diam karena aku tidak tahu apakah F kebenaran pada diriku )

V : kamu tahu A, aku sangat membenci F, karena dia mengacaukan duniakku dengan dogma-dogma Tuhannya, Dia mengajak dan membodohkan pikiran kaumku. Sungguh dia adalah manusia yang bodoh, tidak pernah menggunakan otaknya.
A : (Diam karena aku tidak tahu apakah V adalah kebenaran pada diriku )

F : dia tidak mempercayai Tuhanku
V: dia tidak mempercayai ilmu pengetahuanku
A: aku tidak tahu harus memercayai siapa?

F : Sudahlah A tidak perlu untuk mendamaikan kami lagi, kami memang berbeda dan tidak dapat hidup berdampingan
A : yah mungkin F…

V: Sudahlah A tidak perlu untuk berusaha menyatukan kami lagi kami memang berbeda dan tidak dapat hidup bersama
A : yah mungkin V…

F dan V : ini adalah akhir semuanya A
A : yah ini akhir dari kita


Aku, Fatalisme, Vitalisme dalam Kesepakatan Perbedaan
V: kita mempunyai dunia yang berbeda
F: ya aku ingin dunia kita tidak bersatu
A : bagaimana mungkin, kitakan ada pada satu ruang dan waktu?

V: kita akan membagi dunia
F : dunia akan kita bagi dua
A ; kalau begitu bagaimana dengan aku

V : kamu dapat mengikuti A
F : kamu dapat bersamaku A
A : Bagaimana mungkin aku dapat membagi diriku pada dunia yang berbeda

V : kamu harus mengikutiku A, karena aku tahu ada diriku dalam dirimu
F : Kamu harus bersamaku A, karena aku tahu ada diriku dalam dirimu
A : kalian sudah tahu karena aku adalah sahabat bagi dirimu, bagaimana aku dapat memilihmu

V : A, kamu harus memilih
F : A, kamu harus menentukan akan ikut dengan siapa
A : aku memutuskan, aku tidak ikut dengan siapapun

V: jadi dunia ini kan kita bagi 3
F : yah aku sepakat
A : mungkin itu jalan yang terbaik. Karena dengan seperti ini aku akan dapat bertemu dengan mu berdua. Kita akan bersatu diduniaku

V : aku setuju A karena suatu saat aku akan merindukanmu
F : aku setuju A karena aku suatu saat akan ingin sekali bertemu denganmu
A : yah ini mungkin jalan yang terbaik buat aku, kamu dan kita

V: kita tidak boleh melewati setiap dunia
F:kita tidak boleh mengganggu setiap dunia
A : yah kita hanya hidup pada dunia kita masing-masing

F : aku akan membangun dunia ini dengan kehendak Tuhanku
V : aku akan membangun dunia ini dengan kehendak pengetahuan sains ku
A : (Diam, karena tidak tahu membangun dunia ini dengan apa?)


Dunia – Dunia Kami

Dunia F : Jika saja bukan karena keridhaan-Mu, Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu? (Jalaluddin Rumi, Disebabkan Ridha-Nya )
Dunia V : aku berada dalam pengetahuanku, menjadi orang tertinggi dennga sainsku. Siapakah yang dapat mengalahkan aku?
Dunia A : Duniaku nyanyian sepi, tidak ada nafas dalam duniaku

Dunia F : Kebenaran sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,Tapi orang dungu mencarinya di dalam kenampakan. (Jalaluddin Rumi, Letak Kebenaran)
Dunia V : Kebenaran dalam ilmu pengetahuanku, tidak ada yang benar karena pikiranku berbeda dengan pikirannya.
Dunia A : aku tidak tahu darimana kebenaran akan kuambil.


A dan F ( pertemuan 1 )

F : Bagaimana keadaanmu teman, aku berkunjung karena aku merindukanmu?
A : aku baik-baik saja, walaupun terkadang terasing dalam kedirianku, aku juga merindukanmu, bagaimana juga denganmu dan duniamu?
F : Negeriku negeri yang nyaman. Tidak ada seperti diduniamu. Semua berjalan dengan seragam keteraturan yang menenangkan. Walaupun baru-baru ini negeriku dilanda bencana, virus telah menewaskan ternak dan kaumku
A: bukankah kalian dapat mencari penyebabnya
F : penyebabnya hanya karena itulah kehendak Tuhanku
A : tidak kamu dapat mencegahnya, setidaknya kamu dapat mengurangi kehilangan kaummu dan mencegah virus itu tersebar luas.
F : A, kamu telah terkontaminasi oleh V, bagaimana dengan duniamu?
A : Duniaku dunia kontradiksi, aku memunculkanmu dan memunculkan V. tapi duniaku hancur karena kontradiksi itu menyebabkan pertengkaran yang menghancurkan seluruh duniaku.
F : Sudah aku katakan, kami tidak dapat disatukan
A : Siapa yang harus aku bunuh pada duniaku? Tidak aku tidak dapat melakukannya. Karena Engkau adalah sahabatku dan dia juga sahabatku.
F : Sudahlah aku akan pulang,
A : Selamat jalan F, Aku akan selalu merindukanmu


A dan V ( pertemuan 1 )

V : Bagaimana keadaanmu teman, aku berkunjung karena aku merindukanmu?
A : aku baik-baik saja, walaupun terkadang terasing dalam kedirianku, aku juga merindukanmu, bagaimana juga denganmu dan duniamu?
V : Duniaku menjadi dunia terhebat, tidak ada kematian dalam duniaku, karena setiap kematian dari kaumku akan aku hidupkan dengan kemajuan Kloning pengetahuan sainsku
A: Bukankah itu tidak mungkin
V : Tidak ada yang tidak mungkin dalam duniaku, karena pengetahuanku memungkinkan hal yang tidak ada menjadi ada
A : bukankah kematian sunnatullah
V : A, kamu telah terkontaminasi oleh F, bagaimana dengan duniamu?
A : Duniaku dunia kontradiksi, aku memunculkanmu dan memunculkan F. tapi duniaku hancur karena kontradiksi itu menyebabkan pertengkaran yang menghancurkan seluruh duniaku.
V : Sudah aku katakan, kami tidak dapat disatukan
A : Siapa yang harus aku bunuh pada duniaku? Tidak aku tidak dapat melakukannya. Karena Engkau adalah sahabatku dan dia juga sahabatku.
V : Sudahlah aku akan pulang,
A : Selamat jalan V, Aku akan selalu merindukanmu


A dan F ( pertemuan 2 )

F : aku berkunjung lagi A, karena aku merindukanmu dan aku ingi berbagi kisah padamu. Bagaimana kabarmu?
A : aku baik-baik saja, masih terasa terasing dalam kedirianku, walaupun keterasingan dalam kedirianku telah berkurang, aku juga merindukanmu, bagaimana dengan duniamu?
F : duniaku semakin sepi, virus telah hampir memusnahkan kaumku
A: aku akan meminta v untuk membantumu
F : tidak ini adalah kehendak Tuhanku, hanya padaNya aku memohon bantuan.
A : kamu harus dapat mencegahnya, aku tidak mau kamu sendiri dalam duniamu karena kehilangan semua kaummu
F : Sudahlah A, bencana ini akan berakhir jika Tuhanku mau mengakhirinya. Oh ya aku lupa menanyakan duniamu?
A : Telah kukatakan duniaku adalah dunia kontradiksi, aku memunculkanmu dan memunculkan V. walaupun pertengkaran kontradiksi itu masih ada, tapi telah berkurang. Aku tidak tahu apa karena mereka kelelahan dengan pertengkaran, atau telah mengerti sedikit dengan perbedaan. Tapi yang aku tahu mereka telah sedikit mengibarkan memberikan seperempat bendera putih pada bendera hitamnya
F : Engkau masih berusaha menyatukan kami, hal mustahil yang akan ada A.
A : Mungkin aku salah, tapi aku tidak akan berhenti karena aku membutuhkan kau dan V dalam hidupku.
F : Sudahlah aku akan pulang,
A : Selamat jalan F, Aku akan selalu merindukanmu


A dan V ( pertemuan 2 )

V : aku berkunjung lagi A, karena aku merindukanmu dan aku ingi berbagi kisah padamu. Bagaimana kabarmu?
A : aku baik-baik saja, masih terasa terasing dalam kedirianku, walaupun keterasingan dalam kedirianku telah berkurang, aku juga merindukanmu, bagaimana dengan duniamu?
V: duniaku semakin sempit, tidak ada kematian yang ada hanya kehidupan. Aku kesepian ditengah keramaian. Pertengkaran kaumku semakin hebat, karena mereka terperangkap oleh kebenaran yang ada pada dirinya
A: aku akan meminta F untuk membantumu. Karena F selalu dapat menetramkan hati V
V : tidak hanya ilmu sainsku yang dapat menjawab semuanya. Aku tidak percaya padanya. Oh ya aku lupa menanyakan duniamu?
A : Telah kukatakan duniaku adalah dunia kontradiksi, aku memunculkanmu dan memunculkan V. walaupun pertengkaran kontradiksi itu masih ada, tapi telah berkurang. Aku tidak tahu apa karena mereka kelelahan dengan pertengkaran, atau telah mengerti sedikit dengan perbedaan. Tapi yang aku tahu mereka telah sedikit mengibarkan memberikan seperempat bendera putih pada bendera hitamnya
V : Engkau masih berusaha menyatukan kami, hal mustahil yang akan ada A.
A : Mungkin aku salah, tapi aku tidak akan berhenti karena aku membutuhkan kau dan V dalam hidupku.
V : Sudahlah aku akan pulang,
A : Selamat jalan F, Aku akan selalu merindukanmu


A, F dan V pada Dunia A

A : Selamat datang F, telah lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu
F : Aku juga merindukanmu. Duniamu telah seperti dunia V. tidak ada lagi duniaku pada duniamu A.
A : Jangan salah F, kamu masih hidup pada duniaku.
F : Lihat itu, rumah sakit itu adalah ciri khas dunia V. kamu telah mendahului Tuhan pada kematian.
A : kamu salah F itu adalah salah satu usaha bukankah Tuhan menyuruh kita untuk berusaha.
F : kamu telah terkontaminasi V, A. Tapi duniamu sudah semakin baik, aku lihat tidak ada pertengkaran lagi seperti dahulu
A : Tidak F kontradiksi itu selalu ada dan akan tetap selau ada. Aku tidak dapat menghilangkannya pada duniaku yang kubangun dari perbedaan dirimu dan V
F : dapatkah engkau mengantarkan aku berjalan diduniamu, aku ingin mengetahui bagian diriku pada duniamu
A : maaf F, mungkin aku tidak bisa ikut bersamamu, tapi kalau kamu mau melihat duniaku akan kusuruh seorang kaumku mengantarkanmu. Kamu bisa melihat kalau diduniaku masih ada dirimu.


A : Selamat datang V, telah lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu
V : Aku juga merindukanmu. Duniamu telah seperti dunia F. tidak ada lagi duniaku pada duniamu A.
A : Jangan salah V, kamu masih hidup pada duniaku.
V : Lihat itu, rumah ibadah itu adalah ciri khas dunia F. kamu telah membodohi dirimu dengan tunduk pada yang tidak ada
A : kamu salah V, Tuhan itu ada. Bukankah sesuatu yang ada akan mungkin ada jika penciptanya ada. Bumi ini ada karena ada yang menciptakan V
V : kamu telah terkontaminasi F, A. Tapi duniamu sudah semakin baik, aku lihat tidak ada pertengkaran lagi seperti dahulu
A : Tidak V kontradiksi itu selalu ada dan akan tetap selau ada. Aku tidak dapat menghilangkannya pada duniaku yang kubangun dari perbedaan dirimu dan F
V : dapatkah engkau mengantarkan aku berjalan diduniamu, aku ingin mengetahui bagian diriku pada duniamu
A : maaf V, mungkin aku tidak bisa ikut bersamamu, tapi kalau kamu mau melihat duniaku akan kusuruh seorang kaumku mengantarkanmu. Kamu bisa melihat diduniaku masih ada dirimu.


f : aku telah kembali temanku…
A : selamat kembali bagaimana perjalananmu
f : telah aku temui bahwa diriku masih ada pada duniamu

F dan V : kenapa ada dia disini..
A : karena aku tidak tahu harus memilih mana diantara kalian
F dan V : maksudmu
A : maaf F, aku tidak mengatakan pada mu bahwa V juga akan kemari. Karena aku tahu dirimu telah melewati perjalanan yang cukup panjang untuk menemui aku. Sedangkan V telah memberitahuku dari 2 hari kemarin untuk datang kemari. Ketika engkau disini, dia telah menuju kemari. Jadi Adilkah jika aku akan mengusir antara kalian berdua?


F : dengan apakah V memberitahumu? Dengan apakah V kemari? bukankah jarak antara duniaku keduniamu dan dunia V keduniamu sama?
A : aku dan v berkomunikasi lewat alat yang bernama telpon yang dapat mengirim sinyal suara kami walaupun dari jarak yang berjauhan. Bahkan ketika aku rindu dan kami tidak dapt bertemu, kami bisa bertatap muka dengan sebuah alat yang bernama computer dan bahkan telpon kami juga bisa melakukannya.
V: itu hanya dimengerti oleh aku dan A, tidak akan dimengerti oleh kamu F bahkan Tuhanmu itu
A : sudahlah aku tidak ingin kalian bertengkar di duniaku, mari kita duduk bersama. Aku akan membuatkan kalian teh
F dan V : jika ini tidak karena kamu A aku tidak akan melakukannya
A : (tersenyum dan berlalu)




A, F dan V Dimeja Pengakuan Pada Dunia A Mengenai Dunia (Pertemuan 1)


A : beginilah duniaku, selalu hidup dengan kontradiktif. Tapi aku sekarang merasa nyaman dengan kontradiktif itu. Aku tidak tahu kontradiktif itu lelah bertengkar atau kontradiktif itu bersatu menjadi satu hal yang baru. Tapi duniaku menjadi sangat lebih bermakna dari dahulu.
V : kontradiktif akan selalu ada dikehidupan. Engkau beruntung A, kontradiktif pada duniamu ada, karena engkau menyatukan yang beda. Pada duniaku kontradiktif itu ada karena dari satu yang sama. Aku selalu membangun duniaku dari pengetahuanku, ternyata pengetahuanku menciptakan suatu kebenaran-kebenaran baru. Kebenaran pada duniaku relative, tergantung pada kaumku yang mana. Akhirnya kami terperangkap oleh kebenaran setiap kaum.
F : kontradiktif selalu ada dikehidupan. Engkau beruntung A, kontradiktif pada duniamu ada, karena engkau menyatukan yang beda. Kontradiktif terjadi tidak pada kaumku, karena kami punya satu bahasa, perilaku, amarah dan suka. Semua kaumku sama seperti aku, tidak ada perbedaan. Tapi kontradiksi justru terjadi antara aku dan kehidupan. Terkadang aku menggugat, apakah ini kenyataan dari Tuhanku? Tapi aku selalu meyakinkan diri bahwa itulah kehendak Tuhanku .

A : aku ingin memberikan ini, ambilah telponlah aku jika engkau mau kemari
F : tidak ini adalah yang haram padaku
A : aku telah mentelaah semua di kitab, tidak ada yang haram pada barang ini. aku ingin kita dapat berbicara setiap saat. Karena aku membutuhkanmu sahabat.
V : (hanya tersenyum..merasa kemenangan)
A : Aku ingin memberikanmu buku LaTahdzan ini, bacalah ketika engkau gundah
V : Engkau ingin meracuni pemikiranku
A : Tidak ada yang bisa meracuni pemikiranmu, karena engkau lebih tahu pemikiranku. Bukankah pengetahunamu melebihi pengetahuanku. Aku tidak ingin kamu gundah sahabat, karena gundahmu menjadi gundahku juga.
F : (hanya tersenyum..merasa kemenangan)


V : aku ingin memberikanmu obat ini, aku tahu dari A duniamu dilanda penyakit. Mungkin ini bisa membantu
F : Engkau ingin memberiku sesuatu yang haram? Kamu ingin merusak duniaku? Tidak aku tidak akan menerimanya
A : Jangan kau menolaknya, jika kau tidak mau buanglah ditengah jalan

F : aku ingin memberimu kitab ini, aku tahu duniamu dilanda kegelisahan jiwa. Ini adalah obat untuk jiwa
V : Engkau ingin menggoyahkan pemikiranku? Kamu ingin merusak duniaku? Tidak aku tidak akan menerimanya
A : Jangan kau menolaknya, jika kau tidak mau buanglah ditengah jalan


A : mungkin itulah dunia kita
V : itulah duniamu
F : itulah duniaku


Dunia F

F : aku adalah orang yang berdosa, aku telah memakai obat V untuk kaumku. Walaupun kaumku selamat, tapi aku berdosa padaMu Tuhan. Aku telah menduakanMU.

AKu terbang bersama sayap RabbaniMu
Yang menuntun ku pada duniaMu
Rohku, ragaku tidak akan berpisah dariMU Tuhan
Desah nafas ini hanyalah desahan syukurku kepadaMu
Hidupku hanyalah diriMu
Hari ini aku hamba bersaksi Tuhan..
Bahwa dalam hatiku ternyata telah terselip rasa kuasaMu kalah dengan kuasa manusia, dosakah aku?
Aku sembahkan dosa-dosa yang kukumpulkan yang menghimpit jiwaku..
aku tidak tahan lagi Tuhan, melihat dunia memenuhi dengan dosaku
Tuhan akulah makhluk berdosa
Tuhan telah kusangsikan kuasaMU
Telah kunistakan kemampuanMu
Dengan hanya kepercayaanku kepada manusia
Aku telah melihat semua isi duniaku adalah dosaku Tuhan
Hukum diri ini Tuhanku, tapi jangan Kau hukum aku dengan pemisahan diriMu dariku


Dunia V

V : aku telah mendustai pengetahuanku, aku terjebak dengan buku ini. kenapa aku percaya buku ini?

Pengetahuan adalah dewaku
Yang menuntun aku dalam kehidupan, apa yang tidak bias kubuat dengan pengetahuan ini
Tuhan yang kau katakan dapat menghidupkan dan mematikan
Telah kukalahkan dengan pengetahuanku
“Coba Tanya Tuhanmu” Dia dapat mematikan orang, tapi ternyata dpat ku hidupkan lagi dengan kloningku
Dia membuat siklus alam,tapi pengetahuanku menaklukkan siklus alamNya
Aku bisa buat hujan dikala musim panas dan membuat panas dikala musim hujan
Aku telah menanam pohon diatas tebalnya es, aku telah menaklukkanMu Tuhan
Tapi aku tidak dapat menaklukkan kesepian dan kegundahan hati ini
Tapi pengetahuanku..
Kenapa Pententraman hatiku tidak pada pengetahuanku


A, F dan V Dimeja Pengakuan Pada Dunia A Mengenai Dunia (Pertemuan 2)

F : aku terasing pada duniaku
V : aku terasing pada duniaku
A : karena engku telah memenjarakan Tuhan pada ruang dan waktumu
mengapa hati begitu terasing dalam dua dunia? Itu disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang, Kita lemparkan menjadi terbatasi ruang. ( Jalaluddin Rumi , Keterasingan di Dunia)


F : mengapa aku mempercayai mu V dan mendustakan Tuhanku
V : mengapa aku mempercayai mu F dan mendustakan Pengetahuanku
A : karena sesungguhnya Tuhan hadir dalam tiap gerakmu dan Tuhan hadir pada tiap ilmumu
Tuhan berada dimana-mana. Ia juga hadir dalam tiap gerak. Namun Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu. Sebab wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang. Walaupun sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang. (Jalaluddin Rumi, Tuhan Hadir dalam Tiap Gerak)

F : kenapa dengan hatiku merasakan tentram jika ada sainsmu V
V : kenapa dengan hatiku merasakan tentram jika ada Tuhanmu F
A : karena untuk mencapai ketentraman hati adalah dengan kesucian hati. Jadikanlah Tuhan disetiap lini hidupmu.
Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hatiialah melalui kerendahan hati.Maka dia akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan Bukankah Aku Tuhanmu? . ( Jalaluddin Rumi, Kesucian Hati )

F : aku tidak mau mengakuimu V, engkau telah membuat kau tersesat
V : aku tidak mau mengakuimu F, engkau telah membuat kau tersesat
A : semua yang terjadi di alam memiliki makna
Jangan kau seperti iblis, Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang Adam. Lihatlah di balik lumpur, Beratus-ratus ribu taman yang indah! (. ( Jalaluddin Rumi, Lihatlah yang Terdalam )

F : ini hanya dusta, aku akan membangun masa duniaku dengan Tuhanku
V : ini hanya dusta, aku akan membangun masa duniaku dengan pengetahuanku
A : kalian telah bisa mengambil ikhtibar, aku akan membangun duniaku. Dunia mungkin yang kubangun dengan kedua perbedaan kalian, tapi aku tidak akan membangun masa depan duniaku dengan keegoan kalian juga

F dan V : yah A duniamu ternyata lebih indah,
A : jangan katakan hal itu karena membangun duniaku tidak semudah yang kubayangkan. Sesungguhnya dunia ini hanya dalam pikiranmu. Kau akan membangun dunia dengan yang ada dipikiranmu.

Referensi :
Pemikiranku dan catatan puisi sufi ayahku

3 komentar:

  1. Pikirkan pula masa depan lampau, sekarang dan yang akan datang?

    BalasHapus
  2. masa lampau adalah pelajaran
    masa sekarang adalah masa untuk perubahan
    masa depan adalah masa memetik dan menikmati semua perubahan yang telah kita lakukan.

    terimakasih pak..

    BalasHapus
  3. Masa depan dunia ku adalah keabadian akhiratku di dalam kapsul Tuhan ku ya Allah Robbul alamin. Sesungguhnya tiadalah yang mempunyai nama sama dengan diri Nya kecuali engkau ya Allah. Barang siapa mengucapkannya, di kabulkan dan di ridhloi Nya maka terjaminlah keselamatan widunya wal akhirah. Amiin.

    BalasHapus